Selasa, 26 April 2011

Kisah Cinta: Tuan & Nyonya Hewson

Saya tidak tahu apakah cerita yang saya tulis ini akan membuat anda berdecak kagum, terharu atau bahkan mungkin menganggap ini hanyalah sebuah “paparan iseng” seperti kebanyakan kisah nyata lainnya yang biasa ditulis oleh orang-orang yang mudah putus asa sekedar untuk membangkitkan inspirasi dan motivasi dalam hidupnya.
Mungkin apa yang saya tulis ini bukanlah sebuah kisah cinta yang penuh dengan romansa atau semacamnya, tapi jujur kalau boleh berangan-angan, saya ingin memiliki dan merasakan juga apa yang ada di dalam cerita yang saya tulis ini.   



“ Ali adalah wanita yang luar biasa. Saya (Bono) ini adalah tipe orang yang berprinsip bahwa dimana saya bisa merebahkan kepala saya, maka di situlah rumah saya. Tapi wanita ini mengajarkan saya tentang kehidupan, sebuah konsep bernama RUMAH “.

Kata-kata ini dikutip dari hasil wawancara harian Irish Star dengan salah satu legenda rock dunia, Paul Hewson alias Bono (vokalis Band U2) mengenai kehidupan rumah tangganya bersama sang istri Alison Steward, atau lebih dikenal dengan nama Ali Hewson, yang tetap terjaga  keharmonisannya sampai sekarang. Selama 29 tahun mereka hidup bersama sebagai pasangan suami-istri, belum pernah ada satu pun gosip ataupun rumor yang mampu menggoyahkan ikatan cinta mereka.

Paul dan Ali bertemu di Raheny, sebelah utara kota Dublin, Irlandia. Saat itu mereka masih sama-sama bersekolah di Mount Temple Comprehensive School. Pada saat awal mereka berhubungan, Ali sempat menolak karena Paul merupakan salah satu pujaan para gadis di sekolah mereka sehingga Ali merasa tidak layak untuk menjadi kekasih Paul sebab Ali hanyalah gadis yang tergolong biasa-biasa saja. Namun ternyata Paul menyimpan perasaan yang sama terhadap Ali dan tepat dibulan November, 1975 mereka mulai berkencan. Sejak kencan pertama kali itu, semakin hari hubungan mereka semakin tidak terpisahkan, mengingat mereka berdua tinggal di lingkungan yang sama dan rumah mereka berdekatan. Terlebih ketika Paul harus kehilangan Ibunya yang sangat ia sayangi. Sejak saat itu, Ali terus mendampingi dan bahkan ikut mengurusi semua kebutuhan Paul, mulai dari ikut membantu mencucikan pakaian Paul sampai memasakan makanan untuk Paul.

Cinta mereka bertumbuh semakin besar, Paul meyakini bahwa Tuhan memang mengirimkan Ali untuknya. Akhirnya pada 21 Agustus 1982, Paul melamar Ali. Mereka menikah di gereja Anglican Guinness of Ireland, Raheny, Dublin. Ketika menikahi Ali, Paul sedang membentuk sebuah grup musik bersama beberapa teman baik mereka di sekolah, sebut saja Larry Mullen Jr, Adam Clayton, dan David “The Edge” Evans yang sekarang telah menjadi salah satu band legenda rock dunia, U2.

Ketika menikah, usia mereka masih sangat muda. Paul berumur 22 tahun dan Ali 20 tahun. Saat itu Paul belumlah terkenal dan mapan, maka seperti pasangan muda lainnya, masalah keuangan dan emosi yang masih belum stabil selalu mengusik kehidupan rumah tangga mereka.

“ ketika itu saya sadar, bahwa sebagai seseorang yang baru beranjak dewasa, saya belumlah cukup kuat. Tapi dia (Ali) selalu membangunkan saya dari keterpurukan. Terus mengingatkan saya bahwa sesulit apapun itu, setidaknya kita berdua saling memiliki sekarang, sekalipun roda kehidupan berputar dan kita tidak pernah tahu kapan saatnya kita berada di atas atau di bawah “.

Dengan segala upaya Paul atas kecintaannya terhadap Ali dan musik, akhirnya ia bersama bandnya U2 berhasil mengeluarkan album pertama mereka , Boy tepat tahun 1987 dan melejit. Inilah titik awal kesuksesan bagi Paul, sebagai musisi dan terutama sebagai seorang suami karena akhirnya ia mampu memberikan kehidupan yang layak bagi istrinya, Ali. Keberhasilan album pertama U2 telah menghasilkan materi yang lebih dari cukup bagi Paul, sebuah rumah dan kehidupan yang jauh lebih baik sudah ia siapkan untuk Ali.  Namun justru di sinilah cinta Paul dan Ali semakin diuji. Serangkaian tur yang membuat Paul harus sering meninggalkan Ali. Belum lagi pesona dan karisma Paul alias Bono telah menjadikannya “pujaan” baru di dunia musik, terlebih bagi kalangan fans wanita. Belum lagi peran Paul sebagai aktivis dunia yang juga harus sering membuatnya mengunjungi tempat-tempat yang jauh dan berbahaya.

Pepatah mengatakan, “di dalam kebesaran diri seorang laki-laki, terdapat kehebatan seorang perempuan” dan sekali lagi, Ali Hewson menunjukan peran besarnya dalam kehidupan seorang Bono. Dengan setia ia mendampingi Bono dan bahkan ikut berperan aktif sebagai aktivis dalam setiap kegiatan sosial sang suami yang sangat ia cintai ini. Pada tahun 1993, Ali melibatkan diri dalam penggalangan dana bagi anak-anak melalui pembuatan film documenter tentang anak-anak kecil di Chernobyl. Ia juga menjadi seorang Ibu baptis seorang anak yang ia jumpai di Ukraina ketika ia mendampingi Bono melakukan kegiatan sosialnya.

“ Ketika pertama kali aku (Ali) mengunjungi Ethiopia bersama Bono dalam kegiatan Band Aid 20 tahun yang lalu, kami tidur di tenda selama lima minggu. Kami melihat begitu banyak anak-anak yang sekarat  dan ketika kami kembali ke Dublin, kami sangat terkejut melihat begitu banyak makanan yang kada luarsa sedang dikeluarkan dari supermarket untuk dibuang. Bagiku, itu lebih parah dari pencabulan “.

Ali juga telah mengeluarkan label dengan nama Edun yang menjual baju-baju etnik sepulangnya ia dari Afrika saat melakukan kegiatan sosialnya bersama Bono. Pasangan ini juga mendirikan sebuah perusahaan makanan organik bernama Nude Backwards.

“ Pernikahan kami telah bekerja dengan sangat luar biasa hebat, karena kami menyukai dan menyayangi satu sama lain. Karena kami saling bicara dan mengutarakan isi hati kami masing-masing. Ia (Bono) selalu menunjukan minat yang besar terhadap apa yang aku lakukan, begitu pun aku sebaliknya. Kami saling mengizinkan satu sama lain untuk melakukan hal yang ingin dilakukan  dan kami saling membantu dalam mencapai tujuan masing-masing “.

“ Aku tidak akan menikahi seseorang yang tidak menyukai apa yang mereka lakukan dalam hidup mereka. Ia (Bono) juga tidak menyukai hal itu. Kami telah belajar banyak hal tentang apa yang disebut dengan pernikahan, dan betapa hebatnya jika kami bisa mempertahankannya. Aku dan Bono memiliki hubungan yang teramat sangat dekat. Ia (Bono) mengatakan bahwa aku selalu mengingatkan dia dengan sangat baik, seperti seorang yang pandai meniupkan peluit anjing…*sambil tertawa.. “.

Sebagai seorang bintang, Bono tergolong orang yang cukup relijius. Ia selalu mensyukuri atas apa yang Tuhan berikan padanya. Seorang istri yang hebat, 4 orang anak selalu menjadi inspirasi hidupnya, Jordan (22 tahun), Memphis Eve (20 tahun), Elijah Bob Patricus Guggi (12 tahun), dan John Abraham (10 tahun). Serta karir musiknya bersama U2 yang terus bersinar sampai dengan sekarang.

Untuk seorang bintang rock papan atas dunia, kehidupan rumah tangga Bono juga jauh dari kesan hingar binger dan glamor. Pasangan Bono-Ali memilih tinggal di sebuah hunian yang tenang dan nyaman di Killiney, pinggiran daerah selatan County Dublin, Irlandia. Mereka tidak ingin memanjakan anak-anak dengan tinggal di perkotaan karena mereka ingin berusaha keras agar anak-anak mereka lebih menghargai hidup dan menyadari betapa beruntungnya mereka.

“ Kami memiliki hubungan yang penuh dengan badai hujan, dan terkadang ia (Ali) harus menanganinya sendiri karena saya harus sering berpergian jauh, padahal ia hanyalah seorang perempuan”.

Menurut Ali, ia dan Bono masih bersama karena mereka tidak pernah berusaha untuk mengambil atau menguasai satu sama lain.

“ Sebagai sepasang suami-istri, kekasih, atau apapun itu, kamu tidak akan diperkenankan mengambil alih atau berusaha saling menguasai satu sama lain “, tutur Ali Hewson.

Kehidupan pasangan ini memang sederhana, namun begitu banyak cinta di dalamnya. Bono menciptakan lagu The Sweetest Thing untuk diberikan pada Ali saat tanpa sengaja ia melupakan hari ulang tahun istrinya, Ali. Saat itu Bono sedang disibukan oleh proses rekaman album The Joshua Tree.

Ali Hewson bukanlah tipe istri seorang rockstar yang glamor. Di beberapa kesempatan, sering orang menjumpai Ali yang selalu tampil sederhana tanpa perhiasan ataupun pernak-pernik berkilauan lainnya. Ia hanya mengenakan perhiasan berupa cincin kawin dan kalung mutiara sederhana yang pernah Bono berikan padanya. Dari sifat sederhana Ali Hewson ini, maka Bono menciptakan beberapa bait untuk istri tercintanya ini…

You say, you want
diamond on the ring of gold
You say, you want
your story to remain untold
all the promises we make
from the cradle to the grave
when all I want is you






Jumat, 22 April 2011

Tapi sayangnya, Mak saya bukan Kartini, dia cuma Pelacur..

Apa yang saya tulis ini mungkin akan terdengar dan terbaca sangat berlebihan, tapi setelah pertemuan saya dengan “sahabat kecil” ini telah membuat saya berusaha keras untuk tidak menangis di dalam metro mini yang saya tumpangi untuk pulang ke rumah. Yang saya tulis ini tidak semirip kejadian aslinya, mengingat di tempat kejadian banyak hal yang sepertinya tidak terlalu pantas untuk diceritakan. Jadi saya mencoba menulis ulang kejadiannya dengan sedikit lebih sopan dan tertata agar mudah untuk dibaca.


Jakarta, pasar Mester, Jatinegara. April 2011, 20:15 WIB..
Tepat di Jatinegara, selepas saya menuruni bis Patas dari Slipi (tempat saya bekerja) menuju Kampung Melayu. Metro mini yang akan saya tumpangi datang terlambat jadi saya memutuskan menghampiri seorang pedagang kaki lima, membeli sebatang kretek. Ketika saya sedang menyulut kretek ini terlihat dua bocah pengamen yang turun dari sebuah kopaja, berlari kearah saya berdiri. Mereka, yang satu laki-laki dan yang satunya perempuan, kira-kira berusia 7-8 tahun,  membicarakan hasil keringat dari menjual suara dan harga diri di bis-bis kota sepanjang hari ini.
Mereka membagi rata hasil ngamen seharian ini dan kemudian saling berpamitan. Bocah yang perempuan berjalan kearah saya dan berhenti tepat di sebelah saya yang sedang membeli minum kemasan. Dia tersenyum pada saya dan saya membalas senyumnya. Spontan saya belikan juga dia minuman kemasan yang sama.

Saya, “ abis ngamen de ? “
Bocah perempuan, “ iya bang “
Saya, “ ngamennya kemana aja ? “
Bocah perempuan, “ jauh bang, muter-muter sampe Grogol “
Saya, “ jauh juga ngamennya “
Bocah perempuan, “ iya bang, bis kl ga gitu sedikit doang dapetnya “
Saya, “ mang duitnya buat apaan ? “
Bocah perempuan, “ buat disetorin sama bos bang “
Saya, “ preman ? “
Bocah perempuan,“ hehe, iya. Kalo gak nyetor, nanti Mak saya yang digangguin “
Saya, “ mang tinggalnya dimana de ? “
Bocah perempuan, “ di Perumpung bang, samping rel kereta.. “
Saya, “ sehari harus nyetor berapa ? “
Bocah perempuan, “ kalo dapet dapet ceban, saya dikasih 2 ribu “
Saya, “ dapetnya sedikit dong ? “
Bocah perempuan, “ iya.. kalo gak gitu, nanti bos bakal nagih ke tempat Mak saya kerja. Kalo sama Mak saya, bos suka kasar dan maksa-maksa ditemenin sama Mak saya. Kalo nemenin bos,  Mak saya gak bisa kerja,nanti Mak saya gak dapet duit.. “

Akhirnya, metro mini yang saya tumpangi datang. Karena arah pulang saya dan bocah ini searah, maka kami menaiki metro mini yang sama sambil terus melanjutkan pembicaraan..

Saya, “ bapaknya dimana de ? “
Bocah perempuan, “ gak tau bang, kata Mak udah lama mati..biasanya, Mak suka marah kalo saya nanya-nanya soal bapak..”
Saya, “ ohh..”
Bocah perempuan, “ Mak pengen saya sekolah, tapi gak punya uang buat nyekolahin saya. Penghasilan Mak sehari-hari cuma cukup buat makan sama bayar sewa bedeng “
Saya, “ sabar ya de.. “
Bocah perempuan, “ tadi saya liat, anak sekolahan pada pake baju daerah, mang ada apaan sih bang ? “
Saya, “ lagi hari Kartini “
Bocah perempuan, “ mang Kartini itu siapa bang ? “
Saya, “ Pahlawan yang suka ngebelain kaum perempuan.. “
Bocah perempuan, “ Mak saya juga suka belain temennya yang perempuan bang..kalo ada orang yang gangguin temennya. Mak saya suka ngebelain, tapi kok Mak saya gak jadi pahlawan ? “
Saya, tersenyum kebingungan, “ hmmm..”
Bocah perempuan, “ udah nasib kali ya, bang.. “
Saya, “ gak usah kecil hati..semuanya udah ada yang ngatur..”
Bocah perempuan, “ cobaaa aja…tapi sayangnya Mak saya bukan Kartini, dia cuma pelacur..”

Dan ketika metro mini yang kami tumpangi melewati daerah Perumpung, bocah itu berpamitan turun. Sambil berlalu, saya melihat dari dalam metro mini, bocah itu menghampiri seorang perempuan paruh baya yang berdiri di trotoar. Segera bocah itu menghampiri dan mencium tangan perempuan itu dan perempuan itu mencium dahi bocah itu sambil memberikan bungkus plastik hitam. Dan bocah perempuan itu berjalan memasuki bilik rel kereta menuju bedeng tempat dia dan “Kartini-Kartini” senasib lainnya berkumpul dan berjuang bersama-sama untuk sekedar berusaha sekuat tenaga untuk menjadi “pahlawan” bagi diri mereka masing-masing.

Dan sepanjang sisa perjalanan, saya berusaha sekuat tenaga menahan tangis dalam metro mini yang saya tumpangi..           




Minggu, 17 April 2011

Menjadi Bahagia

“Saya percaya bahwa tujuan utama hidup kita adalah mencari kebahagian. Apakah kita percaya agama atau tidak, apakah kita menganut agama ini atau itu, kita semua mencari sesuatu yang lebih baik dalam hidup kita. Maka, saya kira, gerak utama hidup kita adalah mencari kebahagian.”
-Dalai Lama ( Art Of happiness)~


Setiap manusia yang hidup itu pasti “bergerak”, sekecil apaun pergerakannya, tanpa terkecuali. “Bergerak” berarti melakukan suatu perbuatan atau tindakan, dan ini sudah jadi satu pedoman baku yang tidak bisa dibantah. Jadi pada dasarnya, setiap orang pasti melakukan dan mengerjakan sesuatu dalam hidupnya.

Mungkin banyak hal yang kita lakukan selama menjalani  hidup, baik yang sudah, akan, atau yang belum sempat dilakukan. Tapi apa pernah kita bertanya pada diri sendiri tentang apa saja yang sudah kita lakukan dalam hidup ini, mengapa kita melakukan semua hal itu, atau kenapa kita melakukannya?

Mungkin sebenarnya kita sering mempertanyakan hal ini pada diri sendiri, hanya saja kita tidak sadar atau sengaja mengacuhkannya. Di saat-saat seperti ini, kita sering membuka lagi video rekaman atau foto-foto kenangan di masa lalu yang masih kita simpan. Kita seperti berjalan mundur, mengurutkan serangkaian cerita yang tersimpan di tiap lembarnya. Mulai dari momen yang menyenangkan dimana kita begitu gembira, penuh tawa, sampai dengan momen yang menyakitkan dimana kita begitu rapuh, sedih, penuh tangis dan kekecewaan. Ini semua membuat kita bertanya-tanya, apakah kita bahagia melewati ini semua? Atau sudahkan kita membahagiakan mereka, orang-orang yang berarti dalam hidup kita?

Ya, bahagia. Mungkin kata ini yang selalu kita pertanyakan. Apa itu bahagia? Seperti apa rasanya? Atau apakah kebahagiaan itu memang ada? Kalaupun ada, dimana kita harus menemukannya?
Gak dipungkiri, terkadang kita melakukan sesuatu yang tidak membahagiakan dalam hidup kita. Kadang kita sering melakukan sesuatu yang membuat kita merasa bahagia tapi tanpa sadar, kita seakan menyakiti orang lain. Kadang kita juga berusaha membahagiakan orang-orang yang kita sayangi, tanpa kita sadari ternyata kita memiliki rasa pamrih sehingga kita merasa sia-sia, padahal kita sudah mengorbankan kebahagiaan kita untuk orang lain.
Bukan ingin me”legal”kan, tapi sebagai manusia biasa, perasaan seperti itu cukup wajar untuk kita alami. Sebagai manusia biasa terkadang kita lupa mengenali diri kita sendiri, bahwa kita memiliki hasrat dan keinginan yang terkadang menguasai akal sehat  dan hati kecil kita. Terkadang kita tidak sadar bahwa sebenarnya kebahagiaan itu sudah ada dalam diri kita, seperti saat kita mengingat waktu-waktu yang telah kita habiskan bersama orang-orang yang berarti dalam hidup kita, gak peduli seberapa lama atau sampai kapan kita bisa bersama mereka. Kita akan sadar dan yakin bahwa mereka pasti sangat bahagia bisa memiliki waktu bersama kita dan dengan sendirinya kita akan merasa bahagia karena kehadiran kita telah memberikan sesuatu yang sangat berarti dalam hidup mereka.

Pastinya teramat sangat sulit untuk melakukannya, karena bagaimanapun kebahagaian adalah suatu perasaan yang tidak bisa dirumuskan sebegitu mudah untuk bisa kita mengerti.

Bukan ingin menggurui, tapi saya berpikir, sebenarnya menjadi bahagia itu semudah kita merasakannya. Ketika saya tahu bahwa mereka, orang-orang yang memiliki arti penting dalam hidup saya merasa bahagia, maka saya juga harus berbahagia, karena setidaknya saya tidak melihat mereka dalam keadaan yang sedih dan kesakitan.

Sekali lagi maaf kalau terkesan terlalu bijak. Saya hanya ingin sedikit berbagi, karena saya juga hanya seorang manusia biasa yang sampai saat ini pun saya masih berusaha keras untuk memahami dan menemukan kebahagiaan itu, yang mungkin sebenarnya sudah saya temukan.
Untuk anda semua, semoga kita bisa terus bahagia. Seandainya anda belum menemukannya, mari coba kita temukan kebahagiaan kita sama-sama. Karena anda gak sendiri, ada kita, manusia biasa yang juga ingin merasakan bahagia.

Good luck everybody… :)             
  





Minggu, 10 April 2011

Apa Sih Cinta Itu ?

Piglet: “How do you spell LOVE? ”, Winnie The Pooh: “You don’t spell it. You, feel it.”
- A.A. Milne –

Apa sih CINTA itu?
Mungkin hampir seisi dunia mempertanyakan hal ini, dari yang masih belia sampai dewasa bahkan sampai yang tua sekalipun masih mencari apa arti dari cinta.
Menurut kajian bahasa, cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Kalo kita melihat konteks filosofi, cinta itu merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan sayang. Ada banyak definisi tentang cinta yang telah menjadi pedoman dalam kehidupan kita. Ada yang berpandapat bahwa cinta adalah aksi/kegiatan aktif yang manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.   

Ada banyak pemahaman manusia dalam mengartikan cinta,
Ada yang beranggapan CINTA adalah interaksi antar manusia yang berdasarkan perasaan ingin saling memberi, memaafkan, menjaga, dan saling melindungi.
Ada juga yang mengatakan, CINTA itu perasaan yang timbul dimana adanya keinginan untuk saling mengerti dan memahami. Cinta  merupakan anugerah terindah dari tuhan karena melalui cinta kita dapat merasakan keajaiban akan kehidupan mulai dari bahagia,sedih,sakit,menderita dll.
Atau ada yang beranggapan bahwa, CINTA adalah sesuatu yang suci, anugerah Tuhan dan sering tidak rasional. Cinta dipenuhi nuansa memaklumi dan memaafkan. Kesabaran, kesetiaan, pengertian, pemberian dan pengorbanan akan mendatangkan/menyuburkan cinta, sementara penyelewengan, egoisme, kikir dan kekasaran akan menghilangkan rasa cinta.
CINTA adalah perasaan suka-menyukai karena sesuatu dalam diri orang lain yang membuat kita tertarik hati dan berkomitmen. Cinta lebih banyak mengandalkan keadaan seseorang tersebut dalam berinteraksi dengan kita. Lain kata, cinta itu bersifat pemberian yang pamrih.

Pemahaman-pemahaman inilah yang sampai sekarang telah menjadi pedoman manusia dalam mejalankan kehidupan percintaannya, meski terkadang pemahaman ini tidaklah cukup bagi mereka untuk memahami arti cinta itu sendiri. Terbukti, masih banyak manusia yang membudayakan perceraian, selingkuh, hubungan tanpa status, one night stand, open relationship dengan berbagai alasan yang menurut saya cukup aneh. Mulai dari rasa bosan dan jenuh, merasa sudah tidak menemukan kecocokan lagi dengan pasangannya, atau alasan yang  lebih  menggelikan seperti pasangan kita yang terlalu baik sama kita.
Saya sering banget memikirkan alasan-alasan tersebut, apa semua itu benar adanya? Misalnya kita merasa bosan dengan pasangan kita. Bukannya rasa bosan itu wajar ya? Setiap manusia pasti pernah merasakan bosan tapi bukan berarti kita harus membuang perasaan kita sama pasangan kita kan? Atau saat kita merasa tidak menemukan ketidakcocokan lagi. Bukankah kita dan pasangan kita adalah dua orang berbeda yang pada dasarnya tidak memiliki kecocokan? Dan yang cukup aneh, pasangan kita terlalu baik sama kita. Bukankah harusnya kita bersyukur karena berarti pasangan kita selalu bisa menerima keadaan kita yang “tidak baik”?, dan  bukannya  kebanyakan orang mencari yang terbaik ya?

Jadi sebenarnya apa sih arti CINTA itu, kok masih banyak orang yang salah mengartikannya sehingga mereka masih melakukan hal-hal seperti itu?

Bukan ingin menggurui, tapi Cuma ingin berbagi aja (jadi maaf kalo terkesan seperti itu :D). Buat saya CINTA itu tidak bisa diartikan dalam bentuk yang baku atau empirik. CINTA itu memiliki pengertiannya sendiri, terutama bagi orang yang merasakan dan menjalaninya. CINTA itu tidak memerlukan alasan, “ saya mencintai dia karena dia begitu, atau karena dia begini..” karena, CINTA itu bukan mencari tapi menemukan. Karena, “CINTA itu bukan ketika saya ingin mencari seseorang yang mau menjalani hidup bersama, tapi ketika saya menemukan seseorang yang tanpa kehadirannya, saya tidak lagi merasa hidup.

Bagi saya, “CINTA adalah saat saya menemukan seseorang yang tanpa kehadirannya, tidak akan ada secangkir kopi hitam berisi doa yang menemani saya mengejar mimpi di pagi hari sebelum saya berangkat bekerja..”

Bagaimana dengan anda? Apa arti CINTA buat anda?