Senin, 20 September 2010

Manusia dalam secangkir kopi hitam...

Secangkir kopi hitam..,gak tau kenapa saya begitu menyukai kata-kata itu, selain karena memang saya adalah salah satu dari sekian banyak penikmat kopi hitam yang ada di dunia. Bagi saya secangkir kopi hitam seperti "bercinta" dengan pikiran-pikiran liar yang "out of control" ketika sunset mulai tenggelam. Terkadang secangkir kopi hitam juga menyerupai obat penenang yang paling manjur saat perasaan saya sedang kalut atau ketika saya sedang gelisah. Begitu banyak orang merasakan sensasi yang lain ketika mereka menikmati secangkir kopi hitam. Bagi mereka secangkir kopi hitam merupakan momen terpenting dalam hidup, dimana waktu-waktu yang berlalu dipenuhi dengan romansa yang sarat dengan nilai-nilai kehidupan. Sebuah nilai tentang cita rasa manusiawi yang penuh dengan dinamika dan esensi kehidupan.
Bagi saya secangkir kopi hitam adalah momen-momen aneh penuh kehangatan dimana secangkir kopi hitam merupakan refleksi terdalam dari pribadi yang menikmatinya..,pahit, hitam, namun selalu menampilkan cita rasa yang original.., dan bagi saya seperti itulah manusia, memiliki sisi-sisi gelap dan pahit tapi cukup menarik untuk dinikmati.
Gak tau apa saya yang terlalu berlebihan atau gmn, tapi setiap kali saya menikmati secangkir kopi hitam, saya merasa menemukan sesuatu yang sangat manusiawi dari sisi tergelap saya.., dan hal itu membuat saya merasa kembali menjadi seorang manusia biasa.. 

Jumat, 17 September 2010

1979..

Beberapa hari yang lalu saya baru saja merapihkan tumpukan koleksi album musik di kamar yang sudah sangat berdebu. Sambil membersihkan, saya coba memutar beberapa lagu yang lama yang sudah sangat jarang saya dengarkan..,dan saya langsung memutar tembang "1979" milik Smashing Pumpkins. Saya seperti merasakan sebuah "ambience" yang sangat unik.., seperti berada di suatu negeri 'antah-berantah' pada tahun 1979 yang penuh dengan sekumpulan permasalahan peradaban manusia..."Shakedown 1979, cool kids never have the time..On a live wire right up off the street..You and I should meet...Junebug skipping like a stone..With the headlights pointed at the dawn...We were sure we'd never see an end to it all...And I don't even care to shake these zipper blues..And we don't know..Just where our bones will rest..To dust I guess..Forgotten and absorbed into the earth below...", situasi dimana banyak orang yang memiliki keresahan dan kegelisahan tentang masa depan kehidupan umat manusia yang penuh dengan intrik, kepalsuan, morfin, anak jalanan, dan ketidak pedulian antar sesama manusia.

Dan lucunya, keadaan ini tak jauh berbeda dengan realita yang ada sekarang ini.., manusia saling acuh, saling melupakan, dan bahkan saling membunuh untuk sekedar melanjutkan proses peradaban. Lingkungan kumuh dan anal-anak kecil yang terlilit "kabel-kabel sistem" dari pemerintahan, anak-anak muda yang asik menyerap "sari pati" narkoktika, dan sekian banyak pendobrakan aturan-aturan sakral dari Tuhan.

Saya berpikir, apakah ini hanya sebagian kecil dari apa yang disebut sebagai 'human error' ?...."They're not sure just what we have in store..Morphine city slippin dues down to see..That we don't even care as restless as we are..We feel the pull in the land of a thousand guilts..". 

Bukan ingin mnggurui, hanya saja saya ingin beragi..karena cukup mengerikan memang kalau  ternyata hal ini terjadi  hanya karena  kita semua yang tidak pernah perduli dengan keadaan kita sebagai manusia yang terus berkubang dan kemudian menjadi tulang-tulang berdebu yang diserap ke dalam tanah yang dipenuhi dengan  berjuta kesalahan..

Rabu, 08 September 2010

Cinta = harta..apa akan selalu begitu?

Kemarin malam saya berbincang-bincang dengan 2 orang sahabat sampai menjelang waktu sahur. Obrolan kami cukup seru, membahas suatu hal yang sebenarnya cukup "basi" namun cukup menguras pikiran dan sedikit perasaan..,yaitu masalah percintaan..maklum, kalau ada 3 orang laki-laki dewasa ngobrol sudah pasti masalah ini akan menjadi salah satu topik yang hangat untuk diperbincangkan.

Salah seorang dari kami mengeluarkan "statement" bahwa dirinya telah dipecundangi oleh mantan pacar yang sangat ia sayangi. Hampir kurang lebih 2 tahun ia menanti penuh harap, namun ternyata mantan pacarnya itu malah berpaling ke laki-laki lain yang jauh lebih mapan. Saya rasa cukup menyakitkan memang jika kita merasakan kejadian seperti itu, bayangin aja ketika kita sedang berusaha mati-matian mengejar mimpi, tiba-tiba orang yang kita sayangi tidak mau bersabar dan berpaling pada orang lain yang secara materi jauh berada di atas kita. Saya mencoba melihat hal ini lebih mendalam, "apakah segala sesuatu yang bersifat material memang bisa memenangkan perasaan cinta seseorang?"..

Kebanyakan orang yang menganggap "cinta itu identik dengan harta" karena dari fakta yang berkembang dalam masyarakat kita menunjukan betapa dahsyatnya pengaruh materi bagi seseorang dalam kehidupan percintaannya. Kita masih banyak menemui ritual perjodohan dalam sistem tatanan sosial masyarakat, dimana perjodohan itu sendiri berbau isu-isu tentang bagaimana seorang laki-laki kaya dapat membeli cinta perempuan cantik yang baik bagi dirinya yang ternyata hanyalah salah satu "bajingan" dari sekian banyak nya bajingan yang bernama laki-laki. Dan yang lebih lucunya lagi, kebanyakan perempuan secara tidak sadar menerima kondisi tersebut dengan dalih ingin membahagiakan orang tua, mencoba berpikir realistis .."gak mungkin hanya makan dari cinta..", dan banyak lagi alasan-alasan yang menurut saya pribadi hanya akan menjadi sebuah omong kosong karena ketika terjadi hal-hal yang "tidak diinginkan", pihak perempuan-lah yang akan mengalami kerugian terbesar.

Tapi saya bukan bermaksud menyalahkan salah satu pihak karena jujur, jika berada dalam situasi seperti itu bukan tidak mungkin saya akan melakukan hal yang sama. Memang masih menjadi sebuah polemik besar ketika kita membahas masalah "peradaban percintaan manusia" karena terlalu banyak intrik-intrik yang terus menjadi konflik tersendiri dalam diri setiap manusia yang mengalami masalah percintaan seperti ini. Meskipun kita semua mengetahui dengan pasti, kalau cinta itu memiliki kebebasan untuk hinggap dimana saja ia mau meskipun dalam praktek kehidupan nyata cinta telah "berubah bentuk" menjadi suatu belenggu yang terlalu kuat untuk dijalani..        
   

Jumat, 03 September 2010

Berdamai dengan Khayalan / Kenyataan?

Akhir-akhir ini saya sering berbincang-bincang dengan beberapa teman saya, kami berbicara tentang hal-hal yang kami anggap sebagai suatu kegilaan dari perilaku manusia, yaitu khayalan. Saya cukup tertarik mengamati perilaku manusia yang satu ini. Khayalan merupakan suatu kegiatan otak yang berlangsung di dalam alam bawah sadar manusia, dimana khayalan itu pelan-pelan akan memasuki alam sadar dan bergumul cukup hebat dengan realitas logika manuisa. Bagi beberapa orang hal ini justru mendatangkan kebaikan, namun untuk beberapa orang hal ini bisa menjadi suatu "boomerang" bagi kehidupan mereka dan tanpa mereka sadari khyalan akan membawa mereka pada suatu dimensi atau realitas yang sarat dengan kondisi kejiwaan yang tidak stabil.

Manusia memiliki khayalan-khayalan yang beragam dan menarik, karena khayalan merupakan representasi dari keinginan-keinginan dari afeksi yang tidak terpenuhi oleh kemampuan kognisi manusia itu sendiri,.Maka jangan heran kalau kita pernah menemui orang-orang yang terjebak dalam khayalan mereka sendiri, seperti yang paling sering kita jumpai yaitu orang-orang yang memiliki teman yang "tak nyata". Fenomena seperti ini tergolong dalam gangguan kejiwaan yang mungkin sering kita dengar dengan istilah "schyzofrenia" atau gangguan waham dimana  seorang manusia mengalami kesulitan membedakan antara realita dan halusinasi. Biasanya hal ini terjadi karena suatu pengalaman traumatik yang sangat mendalam dan berlangsung sangat lama menghinggapi dirinya. Atau juga karena mendapatkan suatu tekanan yang sangat kuat dari lingkungan terdekatnya dan ia tidak mampu atau tidak mau  sehingga ia mengantisipasinya sehingga ia memilih "melarikan diri" dengan menciptakan suatu khayalan yang bertentangan dengan keadaan sebenarnya dan ia hidup bersembunyi di dalam khayalannya tersebut.

Hal ini jelas sangat berdampak buruk bagi kehidupan orang-orang yang hidup dalam khayalannya karena ketika ia memasuki lingkungan baru dalam hidupnya, ia akan di cap sebagai pembohong karena mau tidak mau ia akan terus menciptakan khayalan-khayalan baru agar ia bisa diterima dalam lingkungan barunya tersebut. Yang paling parahnya, perilaku seperti ini akan semakin menjauhkan ia dari realita dan mendapatkan predikat sebagai orang yang kirang waras atau "gila". 
Sayangnya pada zaman sekarang ini, kebanyakan manusia memilih hidup dalam khayalannya dan menolak realita yang ada..sebut saja mereka yang mengaku sebagai generasi menolak tua, yang ketika rambut sudah memutij namunmasih saja asik keluar masuk panti pijat +plus sambil menikmati sebotol anggur "orang tua". Sekali lagi, bukan maksud saya untuk menggurui tetapi amat disayangkan jika fenomena ini terus berlangsung dan menjadi salah satu bentuk baru dari "budaya pop" yang berkembang dalam masyarakat. Harus saya akui jika hidup dalam khayalan memang menyenangkan dibandingkan dengan kenyataan, namun terkadang dalam kenyataan terdapat pelajaran penting yang memiliki nilai-nilai berharga tentang kehidupan itu sendiri.